Strategi Indomaret Menjual Souvenir World Cup yang sepertinya Seret

Ajang world cup sebagai perhelatan olahraga semua bangsa telah resmi berjalan seminggu. Bisa dilihat di tiap rumah, dari pukul 7 malam sampai subuh, pastilah banyak ibu2 yang berubah jadi sensi karena jatah nonton sinetron nya harus dialihkan oleh si bapak karena alasan world cup. Lebih dari itu, dari berita yang beredar, banyak toko elektronik yang kebingungan karena stock antena yang langsung ludes gara2 diborong, dengan alasan world cup. Inilah euforia world cup, tua muda, kaya miskin, jadi satu karena sepak bola. Dari stasiun tv , pedangang elektronik sampai perusahaan iklan semuanya kebanjiran order, lagi2 atas nama World Cup.

Melihat dari euforia yang sedemikian besar, tidak ada yg perlu menyangsikan kalau semua yang berhubungan dengan world cup pastilah dengan cepat menyita perhatian masyarakat. Namun sepertinya tidak atau munkinn saja belum bagi distributor resmi souvenir world cup, yakni Indomaret untuk bermandikan rejeki. Indomaret dipilih oleh FIFA sebagai penyalur tunggal. Dengan jaringan retail yang mencapai lebih dari 4,000 toko, FIFA mungkin melihat Indomaret sebagai senjata ampuh untuk menunaikan tugas distribusi.


Namun sayangnya, impian tersebut, ternyata masih belum dari kata mulus. Penjualan souvenir/merchandise world cup yang terdiri dari kaos, casing hp , bola sepak , mug, boneka , kartu dll masih jauh dari kata memuaskan. Wajar saja kalau indomaret akhirnya terpaksa banting harga yang terbilang ekstrim untuk produk-produk nya itu. Di tambah harus perlu membuat tenda di depan store mereka, khusus untuk memajang produk world cup. Padahal ekspektasi awalnya sudah pasti sangat besar. Bisa dilihat dari target penjualan lebih dari 100 miliar, gempuran iklan di TV dan penawaran undian dengan hadiah utama mobil. Cukup bombastis bukan.


Saya katakan belum memuaskan berdasarkan kaca mata saya di beberapa wilayah Yogya. Belum tau pasti untuk daerah-daerah lain di Indonesia. Maklum karena saya adalah pelanggan setia Indomaret untuk 3 lokasi, daerah cepit, babarsari dan kledokan (dekat seturan). Dimana saya bisa pastikan kalau flow dari produknya lumayan seret.

Paling tidak ada 3 faktor yang mengakibatkan penjualan produk belum optimal :
1. Indomaret lebih dipersepsikan dan difugsikan konsumen sebagai fast buying store, dimana konsumen kalau ke Indomaret tidak akan berlama-lama dan hanya membeli produk-produk yang sifatnya menjadi kebutuhan utama. Sehingga kalau ditawarkan produk World Cup bakalan mikir 2 kali untuk beli
2. Walaupun world cup sudah bisa dikatakan sebagai event semua bangsa. Namun kedekatan konsumen terhadap pernak-pernik world cup sudah tidak sehebat ketika piala dunia sebelumnya. Maskot Zakumi yang lucu itu, tidak lagi dianggap penting untuk dimiliki. Bisa dikatakan era masyarakat sudah mulai bergeser.
3. Positioning Indomaret untuk menjual produk-produk yang bernuansa sport amatlah berkebalikan dengan positioning dari konsumen. Masih jauh dari bayangan saya , Indomaret menjual produk-produk bernuansa sport. Ditambah harga yang dibandrol awalnya terbilang tinggi.

Namun, perlu disadari kalau piala dunia baru seminggu berjalan, dan masih menyisakan 3-4 minggu lagi. Kita tunggu saja apakah ada hari cerah baru bagi zakumi dan teman2 yang sedang menggoda konsumen Indomaret.


1 Response
  1. Navan Says:

    Setuju, sih sama opini Rio.

    cuma sekedar nambah informasi saja, di Indomaret Jalan kaliurang km5 sekarang dipasang layar gede. jadi pas siaran piala dunia orang-orang boleh nonton kesitu gratis.

    Trus penjualan pernak-pernik worldcupnya sampe ada outlet sendiri di sebelah tokonya.